Diagram IPOS
Diagram IPOS dari PLC Allen-Bradley
secara umum dapat digambarkan pada gambar 1
1. Hardware
Configuration
Agar PLC Allen-Bradley dapat
diprogram dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan, perlu adanya konfigurasi
hardware yang benar. Dalam mengoperasikan PLC Allen-Bradley, terdapat rak yang
berisi beberapa slot (di lab. Instrumentasi Industri terdapat rak dengan slot
sebanyak 7 buah).
1.
Ketentuan-Ketentuan Pemasangan Modul pada Slot Rak
2.
Slot paling kiri harus diisi dengan CPU. Slot paling kiri ini
adalah slot 0
Gambar 2 menunjukkan Modul Rak PLC
dilihat dari depan
1.
Slot selain slot 0 bisa diisi modul discrete input/output dan
modul analog input/output tanpa ada aturan harus masuk slot yang mana.
Di rak PLC AB telah
terdapat Power supply yang berfungsi untuk menyalakan semua modul input maupun
output. Berikut akan dijelaskan masing-masing modul IO yang terdapat di lab dan
cara menggunakan modul-modul tersebut.
1.
Discrete Input Module (1746-IB16)
1746-IB16 adalah modul input diskrit.
Gambar 3 menunjukkan bentuk dari modul digital input 1746-IB16
Berdasarkan datasheet
Discrete IO Module 1746-IB16, modul DI1746-IB16 ini hanya dapat disambungkan ke
device input yang mempunyai karakteristik source. Ini berarti bahwa modul
1746-IB16 adalah tipe sink. Gambar 4 menunjukkan terminal dari DI 1746-IB16
1. Sink Mode Input
Agar tidak terjadi kesalahpahaman
maksud sink dan source maka akan dijelaskan dahulu tentang sambungan sink dan
sambungan source.
Secara sederhana, sambungan sink
(dilihat dari sisi PLC) ditunjukkan pada gambar 5
Sambungan sink berarti bahwa input PLC tersebut membutuhkan
logika positif untuk mengaktifkan input. Ini berarti jika arah arus mengalir
dari device ke PLC maka sambungan tersebut adalah sambungan sink. Sambungan
sink seperti pada gambar 8 juga dapat disebut positive logic karena channel
membutuhkan tegangan positif untuk mengaktifkannya.
1. Source Mode Input
Sambungan source bisa saja terdapat
pada input maupun output PLC. Contoh sambungan source pada input PLC
ditunjukkan pada gambar 10
Secara sederhana,
sambungan source adalah kebalikan dari sambungan sink. Arah arus
dari sambungan source adalah dari PLC ke device input. Sambungan source ini juga dinamakan negative logic karena
device dihubungkan dengan ground agar channel input bisa aktif.
Berdasarkan pengertian
sink dan source, maka antara PLC dengan device yang akan disambungkan harus
mempunyai kesesuaian tipe sambungan. Misalkan jika device
yang menjadi input PLC mempunyai karakteristik mengalirkan arus ke PLC, maka sambungan
input di PLC harus dimodel sink. Tapi jika device input bertipe sink (artinya
butuh arus dari luar untuk mengaktifkannya) maka input PLC harus dimodel
source.
Berdasarkan datasheet 1746-IB16, sambungan yang diizinkan
hanyalah sambungan sink. Modul tidak dapat disambungkan dengan mode source. Ini
berarti terminal common harus disambungkan ke ground (hanya bisa positive
logic). Gambar 7 menunjukkan sambungan tipe sink dari modul DI 1746-IB16
1. Discrete Output Module (1746-OW16)
DO Module 1746-OW16 mempunyai 16
output yang dipisah menjadi 2 bagian. Modul Output ini menggunakan prinsip
kontak relay dalam menyalakan atau mematikan load pada output. Keuntungan dari
penggunaan kontak relay adalah device output yang dapat dikendalikan bisa
berupa tipe sink ataupun tipe source. Gambar 8 menunjukkan device analog
output.
Gambar 9 menunjukkan cara pengabelannya.
Gambar 9 Wiring Diagram 1746-OW8
Gambar 9 menunjukkan
wiring diagram dari DO Module 1746-OW8. Pada modul 1746-OW16 cara pengabelannya
sama, hanya saja jumlah discrete output-nya ada 16 channel yang dibagi dalam 2
common (1 common untuk 8 channel). Output dapat disambungkan pada tegangan AC
maupun DC.
Seperti yang telah
dinyatakan sebelumnya bahwa DO Module 1746-OW16 dapat disambung secara sink
maupun source, berikut akan digambarkan bagaimana DO module disambungkan secara
sink dan secara source.
Gambar 10 Output Sink dilihat dari Sisi PLC
Warna merah menunjukkan arah arus. Jadi output dapat dikatakan
sink jika arah arus adalah dari device output menuju PLC.
1. Source output
Gambar 11 menunjukkan wiring diagram
source output.
Gambar 11 Output Source dilihat dari sisi PLC
Pada source output, arah arus adalah dari PLC ke device output.
Perlu diperhatikan
bahwa sink dan source yang dijelaskan di dokumen ini adalah dari sisi PLC. Jika
dari sisi PLC menggunakan tipe sambungan sink, maka device (baik device input
maupun output) harus menggunakan sambungan source, begitu juga sebaliknya jika
dari sisi PLC menggunakan sambungan source maka devices harus menggunakan
sambungan sink.
PLC Siemens S7 200 for Advance Task
PLC
Siemens S7 200 ialah PLC compact dengan
kemampuan dasar. Meski demikian PLC ini juga dapat digunakan untuk tugas –
tugas yang sifatnya advance (bukan
hanya urutan/proses sekuensial saja). Saya mencoba mendaftarkannya di posting
ini (sekaligus merupakan materi pelatihan PLC lanjut yang
saya berikan di IATC)
Berikut
ini gambaran sederhana dan penjelasannya.
1.
Menerima dan menghasilkan sinyal analog
Untuk
menerapkan PLC pada sistem analog, mula – mula harus dipahami dulu
karakteristik dan konfigurasi modul analog input/output pada PLC Siemens S7 200
(misalnya menggunakan EM 235). Selain itu, analog
addressing pada S7 200 dengan tipe data byte, word, double word juga
harus dipahami.
2.
Mengolah data analog untuk kebutuhan kontrol
Setelah
data analog diterima, sering data tersebut harus dipindahkan dulu dengan
instruksidata transfer
(move). Kemudian dilakukan proses manipulasi data berupa perubahan ke
tipe data yang lain (convert),
operasi perbandingan (compare),
operasi matematis untuk kebutuhan penskalaan atau penggunaan rumus matematika
tertentu (math integer, floating
point integer).
3.
Memahami program control
Jika ladder diagram yang dibuat sederhana,
maka satu program pada main saja
sudah cukup. Namun bagaimana jika program kompleks dan sering kali mengulang bagian
kecil program yang sama? Subroutine bisa
digunakan di sini. Bagaimana supaya sistem merespons dengan segera jika ada
kondisi urgent? Interrupt bisa dimanfaatkan di
sini. Selain itu juga terdapat pengaturan flow
program yang lain supaya pemrograman lebih efisien dan mudah dipahami.
4.
Membaca real time clock
Dalam
suatu proses, ada kalanya dibutuhkan penggunaan variabel waktu. Misalnya lampu
taman harus mati setiap jam 5 pagi dan harus menyala setiap jam 5 sore secara
otomatis. Untuk itu RTC pada S7 200 harus diaktifkan dan dimanfaatkan (RTC
built in pada S7 200 tipe CPU 224 ke atas).
5.
Membaca rotary
encoder dengan instruksi high
speed counter
Rotary encoder adalah
salah satu jenis sensor yang memiliki frekuensi tinggi. Untuk membaca encoder
pada PLC tidak cukup menggunakan input biasa dan instruksi counterpada umumnya. Pada S7 200
harus dilakukan konfigurasi input dan instruksi high speed counter untuk
membacanya. PLC jenis lain mungkin memerlukan sebuah modul eksternal untuk membaca encoder tersebut.
6.
Penerapan kontroler PID
S7 200
tidak hanya dapat mengendalikan proses sekuensial, namun mulai merambah juga
proses regulatory meski
dalam skala kecil (terbatas). PLC ini dilengkapi dengan blok instruksi
kontroler PID (termasuk autotuning-nya)
sehingga PLC dapat difungsikan sebagai pengendali closed loop, misalnya untuk
mengendalikan kecepatan motor.
Demikian
sekilas kemampuan lanjutan PLC Siemens S7 200, semoga mendorong Anda untuk
terus bereksplorasi!
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Logix-5 Family
|
PLC-5
|
|
Logix-500 Family
|
SLC-500
|
|
Micrologix
|
||
Logix-5000 Family
|
ControlLogix
|
|
CompactLogix
|
||
FlexLogix
|
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Micro PLC
|
S7-200
|
|
S7-1200
|
||
Modular PLC
|
S5-115U
|
|
S7-300
|
||
S7-400
|
||
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Micro PLC
|
CPM1A
|
|
CP1E
|
||
CP1L
|
||
Basic PLC
|
CJ1M
|
|
CQM1H
|
||
Modular
|
CJ1H/CJ1G
|
|
CS1H/CS1G
|
||
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Micro PLC
|
|
|
Machine Control PLC
|
||
Process Control PLC
|
||
Programmable
Controller
|
||
Smart Relay
|
|
|
5. Mitsubishi
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Compact PLC
|
||
Modular PLC
|
Q-Series Q00UJCPU
|
|
Process Control
|
Q12PHCPU
|
|
PLC MITSUBISHI
Pengertian
NEMA (The National electrical Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral. PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya.. Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan berjalan sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian ialah proses sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak.
NEMA (The National electrical Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral. PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya.. Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan berjalan sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian ialah proses sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar